Jakarta,--- Rembuk Pemuda Seluruh Indonesia Jakarta,Homswastiastu nama budaya, salam kebajikan untuk kita semua. Sa...
Jakarta,Homswastiastu nama budaya, salam kebajikan untuk kita semua.
Saya ulangi sekali lagi yang kami hormati, Bapak Menteri Pertanian, Pak Amran Sulaiman, yang telah berkenan hadir.
Tapi kebetulan saya juga dari Bone.
Jauh di seberang pulau sana, di Sulawesi Selatan, kami sudah mendengar, melihat, dan meyakini bahwa ada orang tua kami, sosok role model kami, anak muda Sulawesi Selatan, yang kini telah menjadi tokoh nasional Bung Amran Sulaiman. Tepuk tangan!
Buat Buang Amran. Masa-masa sulit banyak kita lalui, musim pancaroba telah berganti, tapi berkat inovasi, kegigihan, komitmen, Bung Amran, beliau berhasil melakukan kerja-kerja terbaik.
Yang kami hormati, Kakak Rahayu Saraswati Joyohadi Kusumo, sedikit bercerita bahwasannya, saya sempat merasa apatis dalam melihat masa depan perpolitikan Indonesia. Sampai pada akhirnya, dalam suatu kesempatan, saya ketemu dengan seorang tokoh yang tiba-tiba dengan berbesar hati, dengan keikhlasan, tanpa ada komitmen apapun, sekitar 8 tahun, membantu, memberangkatkan, sehingga saya yang depan teman-teman ini bisa berdiri di forum Internasional di Oxford University dan di Cambridge University, tidak lain dan tidak bukan, Kak Rahayu Saraswati Joyohadi Kusumo. Terima kasih banyak, Kak Sara.
Saya sekaligus
menyampaikan permohonan maaf, Kak, kalau seandainya dirasa adik-adik yang aktif di sini liar-liar sedikit untuk dibina. Jadi, kalau pola komunikasi, apa, kayak ini agak kurang-kurang, harap maklum, Kak.
Kalianlah makhluk-makhluk yang sudah lama bersahabat dengan kost-kotsan, jadi kalau gaya komunikasinya agak sedikit tertekan dan agak salah-salah, mohon maaf sekali lagi, Kak Sara.
Yang kami hormati, Bapak Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bapak Alu Dohong, buat Pak Alu Dohong. Pertemuan pertama dengan beliau dalam sebuah forum akademik di sebuah kampus, saya berkesempatan mendengar beliau membawakan paparan dan pemikiran soal lingkungan hidup Indonesia. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan hutan dan lingkungan hidup. Dan saya yakin masa depan, lingkungan hidup dan hutan Indonesia akan baik-baik saja selama ada Pak Alu Dohong yang mengurusi.
Tepuk tangan buat Pak Alu Dohong. Tepuk tangan buat Pak Alu Dohong. Terima kasih sudah menonton Poinnya Bantu menjelaskan saja.
Yang kami hormati dalam hal ini, Deputi Kementerian PPN Bapenas Kang Amih Alhum Amih, tepuk tangan buat Kang Amih. Kang Amih melihat Aidil Panandran dibentuk mula-mula ketika jadi aktivis di Bandung. Aidil mengatakan beliau adalah senior kami di salah satu organisasi ekstra kampus, yaitu Himpunan Masyarakat Islam,kami di keluarga besar Himpunan Masyarakat Islam tahu betul, kalau kita cari orang pintar, cari orang berintegritas, cari intelektual andalan kami, tidak lain dan tidak bukan itu dia adalah Kang Amih Alhum Amih. Tepuk tangan buat Kang Amih.Hatur nun Kang,sudah berkenan hadir.
Lanjut Aidil tentu banyak sekali yang saya mohon maaf tidak bisa saya buatkan satu persatu, yang kami hormati ada Kakak Bili Mamrasar, staf khusus Presiden Republik Indonesia, Terima kasih. yang jauh dari Papua membuktikan bahwa dimanapun kalian berdiri, dilahirkan, kalian bisa jadi orang besar di negeri ini. Tepuk tangan buat Kak Bili. Tepuk tangan buat Kak Bili.
Kemudian yang saya sayangi dan saya hormati, kakak saya yang saya jumpai 2015 di depan pintu Istana Negara. Yaitu Komandan TKN Pantang, Kakanda Arief Rasid Hasan. Tepuk tangan buat Kak Arief. Saya menyampaikan permohonan maaf, Kak, sebagai adik banyak salah-salah komunikasi, tapi semua jurus-jurus yang adik-adik keluarkan ini belajar dari Kakanda.
Sambil kita modifikasi sedikit. Jadi mohon maaf, Kakanda, banyak off-site-off-site. Tapi Kakanda harus tahu betul, Kakanda, bahwa semua yang adik-adik lakukan ini ilmunya dari Kakanda. Tidak lain yang tidak buka. Karena kan ibaratnya kalau kata-kata di komik-komik Cina zaman dulu kan, murid yang hebat itu ketika dia bisa menirui ilmu gurunya. Dan jadilah Aini Panandang. Terima kasih, Kak Arief.
Dan mungkin yang saya sebutin secara singkat, tidak bisa semua.
Di sini ada saudara-saudara kita, Sultan Rifandi. Ada Syaflesi, yang sudah dalam mempersamai. Ada Bang Ferdian Agustiana, Tum Arief. Kemudian ada Bang Vicky. Bang Vicky, rekanan kita di Komite Lindo.
Kemudian seluruh pendukung acara yang telah berkenan hadir. Dan saya janji ini satu nama terakhir yang saya mention,saya percaya.
Semua yang teman-teman lihat, semua yang teman-teman lakukan, kita duduk di sini.
Itu karena satu hal. Bukan kita yang kuat, tapi doa-doa dari orang tua kita yang hebat. Maka dari itu mohon izin, di forum ini hadir ayah dan ibu saya. Berdiri dulu, bapak dan ibu saya. Ayah Anda Asli Panandrang dan Ibu Talhat Yunus. Yang sudah dari kecil membesarkan, merawat. Sehingga bisa jadi seperti saat ini. Dan itu yang saya percaya dari orang tua saya. Kemana pun kita pergi melangkah di dunia ini, tidak akan jauh kalau tanpa ridok dari ayah dan ibu. Maka Rembuk Pemuda Seluruh Indonesia
Jakarta,Homswastiastu nama budaya, salam kebajikan untuk kita semua.
Saya ulangi sekali lagi yang kami hormati, Bapak Menteri Pertanian, Pak Amran Sulaiman, yang telah berkenan hadir.
Tapi kebetulan saya juga dari Bone.
Jauh di seberang pulau sana, di Sulawesi Selatan, kami sudah mendengar, melihat, dan meyakini bahwa ada orang tua kami, sosok role model kami, anak muda Sulawesi Selatan, yang kini telah menjadi tokoh nasional Bung Amran Sulaiman. Tepuk tangan!
Buat Buang Amran. Masa-masa sulit banyak kita lalui, musim pancaroba telah berganti, tapi berkat inovasi, kegigihan, komitmen, Bung Amran, beliau berhasil melakukan kerja-kerja terbaik.
Yang kami hormati, Kakak Rahayu Saraswati Joyohadi Kusumo, sedikit bercerita bahwasannya, saya sempat merasa apatis dalam melihat masa depan perpolitikan Indonesia. Sampai pada akhirnya, dalam suatu kesempatan, saya ketemu dengan seorang tokoh yang tiba-tiba dengan berbesar hati, dengan keikhlasan, tanpa ada komitmen apapun, sekitar 8 tahun, membantu, memberangkatkan, sehingga saya yang depan teman-teman ini bisa berdiri di forum Internasional di Oxford University dan di Cambridge University, tidak lain dan tidak bukan, Kak Rahayu Saraswati Joyohadi Kusumo. Terima kasih banyak, Kak Sara.
Saya sekaligus
menyampaikan permohonan maaf, Kak, kalau seandainya dirasa adik-adik yang aktif di sini liar-liar sedikit untuk dibina. Jadi, kalau pola komunikasi, apa, kayak ini agak kurang-kurang, harap maklum, Kak.
Kalianlah makhluk-makhluk yang sudah lama bersahabat dengan kost-kotsan, jadi kalau gaya komunikasinya agak sedikit tertekan dan agak salah-salah, mohon maaf sekali lagi, Kak Sara.
Yang kami hormati, Bapak Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bapak Alu Dohong, buat Pak Alu Dohong. Pertemuan pertama dengan beliau dalam sebuah forum akademik di sebuah kampus, saya berkesempatan mendengar beliau membawakan paparan dan pemikiran soal lingkungan hidup Indonesia. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan hutan dan lingkungan hidup. Dan saya yakin masa depan, lingkungan hidup dan hutan Indonesia akan baik-baik saja selama ada Pak Alu Dohong yang mengurusi.
Tepuk tangan buat Pak Alu Dohong. Tepuk tangan buat Pak Alu Dohong. Terima kasih sudah menonton Poinnya Bantu menjelaskan saja.
Yang kami hormati dalam hal ini, Deputi Kementerian PPN Bapenas Kang Amih Alhum Amih, tepuk tangan buat Kang Amih. Kang Amih melihat Aidil Panandran dibentuk mula-mula ketika jadi aktivis di Bandung. Aidil mengatakan beliau adalah senior kami di salah satu organisasi ekstra kampus, yaitu Himpunan Masyarakat Islam,kami di keluarga besar Himpunan Masyarakat Islam tahu betul, kalau kita cari orang pintar, cari orang berintegritas, cari intelektual andalan kami, tidak lain dan tidak bukan itu dia adalah Kang Amih Alhum Amih. Tepuk tangan buat Kang Amih.Hatur nun Kang,sudah berkenan hadir.
Lanjut Aidil tentu banyak sekali yang saya mohon maaf tidak bisa saya buatkan satu persatu, yang kami hormati ada Kakak Bili Mamrasar, staf khusus Presiden Republik Indonesia, Terima kasih. yang jauh dari Papua membuktikan bahwa dimanapun kalian berdiri, dilahirkan, kalian bisa jadi orang besar di negeri ini. Tepuk tangan buat Kak Bili. Tepuk tangan buat Kak Bili.
Kemudian yang saya sayangi dan saya hormati, kakak saya yang saya jumpai 2015 di depan pintu Istana Negara. Yaitu Komandan TKN Pantang, Kakanda Arief Rasid Hasan. Tepuk tangan buat Kak Arief. Saya menyampaikan permohonan maaf, Kak, sebagai adik banyak salah-salah komunikasi, tapi semua jurus-jurus yang adik-adik keluarkan ini belajar dari Kakanda. Sambil kita modifikasi sedikit. Jadi mohon maaf, Kakanda, banyak off-site-off-site. Tapi Kakanda harus tahu betul, Kakanda, bahwa semua yang adik-adik lakukan ini ilmunya dari Kakanda. Tidak lain yang tidak buka. Karena kan ibaratnya kalau kata-kata di komik-komik Cina zaman dulu kan, murid yang hebat itu ketika dia bisa menirui ilmu gurunya. Dan jadilah Aini Panandang. Terima kasih, Kak Arief. Dan mungkin yang saya sebutin secara singkat, tidak bisa semua. Di sini ada saudara-saudara kita, Sultan Rifandi. Ada Syaflesi, yang sudah dalam mempersamai. Ada Bang Ferdian Agustiana, Tum Arief. Kemudian ada Bang Vicky. Bang Vicky, rekanan kita di Komite Lindo. Kemudian seluruh pendukung acara yang telah berkenan hadir. Dan saya janji ini satu nama terakhir yang saya mention. Saya percaya. Semua yang teman-teman lihat, semua yang teman-teman lakukan, kita duduk di sini. Itu karena satu hal. Bukan kita yang kuat, tapi doa-doa dari orang tua kita yang hebat. Maka dari itu mohon izin, di forum ini hadir ayah dan ibu saya. Berdiri dulu, bapak dan ibu saya. Ayah Anda Asli Panandrang dan Ibu Talhat Yunus. Yang sudah dari kecil membesarkan, merawat. Sehingga bisa jadi seperti saat ini. Dan itu yang saya percaya dari orang tua saya. Kemana pun kita pergi melangkah di dunia ini, tidak akan jauh kalau tanpa ridok dari ayah dan ibu. Maka bersyukurlah bagi kita yang masih memiliki ayah ibu. Bagi yang sudah tidak memiliki, mari kita kirimkan doa terbaik untuk ayah ibu kita di atas sana. Tepat setahun yang lalu, Rembu Pemuda diinisiasi. Tepat setahun yang lalu, Kami berdiri dalam sebuah forum yang tidak lebih besar. Sangat kecil. Dan dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Wah ini gerakan yang paling juga seremonial. Wah ini momentum doang. Wah ini muncul sebentar terus menggelam. Tapi satu hal yang saya pelajari dari Bapak Prabowo Subianto. Apapun yang dikatakan orang, tidak perlu kita balas dengan kebencian. Kita diam. Kita buktikan dengan karya dan kebencian. Kita buktikan dengan karya dan kebencian. Terakhir sampai kami pergi ke Timika, ke Paniai, ke Dogiai, di Papua Tengah sana, mematahkan asumsi bahwa ini adalah gerakan metropolitan yang hanya hidup besar di Jakarta. Saya merantau secara pribadi, saya meninggalkan tanah kelahiran saya. Tidak lain dan tidak bukan saya tinggalkan orang tua saya, mereka sekolahkan saya jauh-jauh, karena saya yakin bahwa Indonesia ini butuh banyak anak muda yang mengurusi.b
Bersyukurlah bagi kita yang masih memiliki ayah ibu. Bagi yang sudah tidak memiliki, mari kita kirimkan doa terbaik untuk ayah ibu kita di atas sana.
Tepat setahun yang lalu, Rembuk Pemuda diinisiasi. Tepat setahun yang lalu, Kami berdiri dalam sebuah forum yang tidak lebih besar. Sangat kecil. Dan dipandang sebelah mata oleh banyak orang.
Wah ini gerakan yang paling juga seremonial.
Wah ini momentum doang. Wah ini muncul sebentar terus menggelam. Tapi satu hal yang saya pelajari dari Bapak Prabowo Subianto. Apapun yang dikatakan orang, tidak perlu kita balas dengan kebencian.
Kita diam, kita buktikan dengan karya dan kebencian. Kita buktikan dengan karya dan kebencian.
Terakhir sampai kami pergi ke Timika, ke Paniai, ke Dogiai, di Papua Tengah sana, mematahkan asumsi bahwa ini adalah gerakan metropolitan yang hanya hidup besar di Jakarta. Saya merantau secara pribadi, saya meninggalkan tanah kelahiran saya. Tidak lain dan tidak bukan saya tinggalkan orang tua saya, mereka sekolahkan sayang jauh-jauh, karena saya yakin bahwa Indonesia ini butuh banyak anak muda yang mengurusi.
Tidak ada komentar